Faktor usia dan Resiko Penyakit Jantung

Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang, hal ini berarti perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada semua orang.   Tetapi hal ini tidak berarti semua lansia pasti akan mengalami masalah pada jantung.  Karena selain dipengaruhi faktor endogen, juga dipengaruhi faktor-faktor eksogen, seperti  lingkungan, sosial budaya dan ekonomi, yang kesemuanya dapat disebut sebagai gaya hidup (life style).  Faktor eksogen ini lebih dikenal dengan sebutan faktor resiko.

A. Alkohol

Ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa konsumsi alkohol dapat mengurangi insiden PJK.  Tapi setelah pengkajian lebih lanjut, American Heart Assosiation menyimpulkan bahwa tidak ada pembenaran dalam merekomendasikan penggunaan alkohol (atau anggur/wine) untuk strategi kardioprotektif. Bahkan konsumsi yang berlebih dapat menimbulkan kerusakan hati, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan insiden kanker mulut dan kanker esophagus, dan lain sebagainya. 


B. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus sudah sejak lama dikenal sebagai faktor resiko independen yang dapat menyebabkan berbagai macam kelainan kardiovaskular. Sebuah teori mengatakan bahwa salah satu dari tipe Diabetes dihubungkan dengan kelainan intrinsik primer dimana sel-sel akan berumur pendek sehingga terjadi peningkatan pergantian sel.  Selain itu disfungsi trombosit pada diabetes juga menyumbang peran yang berarti.  Koeksistensi DM dan hipertensi dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas sebanyak 2 kali lipat.  Keuletan dalam mengontrol hipertensi pada pasien diabetes sangat penting.  Diabetes tipe 2 (NIDDM) banyak didapati pada orang berumur 30 tahun keatas yang overweight/obesitas.  Hal ini dapat dicegah dengan melakukan perbaikan gaya hidup, menjaga berat badan normal dan perbanyak latihan fisik.


C. Obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan hipertensi, seperti golongan Mineralokortikoid, NSAIDs, Amfetamin, Antidepresan trisiklik, dan lain lain.  Gunakan obat-obat alternatif lain yang tidak menyebabkan atau menyulitkan hipertensi.


D. Exercise / Latihan fisik

Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 5-10 mmHg.  Olahraga juga dapat meningkatkan cardiac output, dengan cara :

• Meningkatkan kontraktilitas dan otot-otot miokardium sehingga dapat dicapai stroke volume yang maksimal.

• Meningkatkan jumlah kapiler-kapiler di miokard.

• Menurunkan denyut jantung saat istirahat.

• Menurunkan resistensi perifer saat istirahat.


E. Hiperlipoproteinemia

Semakin banyak lipoprotein yang beredar dalam darah, akan semakin besar kemungkinan bagi mereka untuk memasuki dinding arteri. Bila dalam jumlah besar maka akan melampaui kemampuan sel otot polos untuk memetabolismenya sehingga lemak akan terakumulasi pada dinding arteri.  Hiperlipidemia harus ditindak secara agresif, baik dengan obat-obatan maupun dengan perbaikan gaya hidup.  Dengan menurunkan kadar Kolesterol total sebanyak 20-25% (atau menurunkan LDL-kolesterol sebanyak 30%) terbukti dapat menurunkan resiko PJK.


F. Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor resiko yang paling penting dalam penyakit kardiovaskular.  Hipertensi mempercepat terjadinya aterosklerosis, yaitu dengan cara menyebabkan perlukaan secara mekanis pada sel endotel di tempat yang mengalami tekanan tinggi. Hipertensi diperkirakan merupakan penyebab 33% dari semua insiden penyakit jantung.  Beri obat-obatan (ACE Inhibitor, beta-blockers, calcium antagonist atau diuretik) untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.


G. Obesitas

Obesitas dapat menyebabkan aterosklerosis, hipertensi, hiperlipidemia dan Diabetes tipe 2, dan berbagai kondisi lainnya.  Jaga berat badan ideal dengan memperbaiki gaya hidup dan olahraga teratur.


H. Asupan garam yang berlebihan

Pembatasan asupan garam dapat menurunkan tekanan darah 1-10 mmHg.  Asupan yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air, sehingga menambah beban jantung.  Pasien perlu diberi pengarahan mengenai perlunya hal ini.


I. Merokok

Penelitian menunjukkan bahwa merokok meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular sebanyak 64%.  Efek rokok pada sistem kardiovaskular yaitu :

  • Nikotin mempunyai efek langsung terhadap arteri koronaria dan platelet darah.
  • Inhalasi karbon monoksida mengurangi kapasitas eritrosit membawa oksigen. Selain itu juga meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium, meningkatkan platelet adhesiveness dan katekolamin plasma.

Di sinilah pentingnya tindakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (intervensi pada gaya hidup) yang sebaiknya dimulai sedini mungkin.  Selain itu juga kita lakukan tindakan prevensi, yaitu untuk mencegah agar proses menua ini tidak disertai dengan proses patolologik.  Konsep ini sekarang sangat dikembangkan dan dikenal sebagai konsep Healthy Aging (menjadi tua dalam keadaan sehat). 

Selain tindakan promosi dan preventif juga terdapat tindakan rehabilitasi, yaitu ditujukan kepada mereka yang sedang atau pernah mengalami masalah jantung.  Tujuan dari tindakan rehabilitasi adalah :

  • Untuk membantu mereka pulih, baik secara jasmani dan rohani.
  • Untuk melatih mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan kembali aktif di masyarakat.
  • Untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka.

Komentar

Postingan Populer